Kleptomania (bahasa Yunani: κλÎπτειν, kleptein, "mencuri", μανία, "mania") adalahpenyakit jiwa yang membuat penderitanya tidak bisa menahan diri untuk mencuri.
Benda-benda yang dicuri oleh penderita kleptomania umumnya adalah
barang-barang yang tidak berharga, seperti mencuri gula, permen, mainan,
sisir, atau barang-barang
lainnya. Sang penderita biasanya merasakan rasa tegang subjektif
sebelum mencuri dan merasakan kelegaan atau kenikmatan setelah mereka
melakukan tindakan mencuri tersebut. Tindakan ini harus dibedak`n dari
tindakan mencuri biasa y`ng biasanya didorong oleh motivasi keuntungan
dan telah direncanakan sebelumnya.
Gejala Kleptomania mencakup :
- Dorongan yang kuat dan mendesak untuk mencuri item yang tidak perlu
- Bagi si penderita adrenalinnya terpacu saat melakukan pencurian.
- Penderita merasa nikmat atau puas saat mencuri
- Merasa bersalah atau malu setelah mencuri
PENYEBAB
Kebanyakan orang sering menyamakan kleptomania dengan pencuri atau
pengutil. Mereka memang mengambil sesuatu yang bukan miliknya.
Kleptomania disebabkan gangguan jiwa, sedangkan pengutil disebabkan
kebiasaan buruk. Tapi kleptomania beda dengan mengutil, bukan saja dari
pencetusnya tapi juga dari kadar barang-barang yang diambilnya.
Kleptomania bukan penyakit turunan dan banyak ditemui pada wanita.
Kemungkinannya, sih, penyebab gangguan ini adalah gangguan biologis atau
psikologis. Gangguan psikologis bisa terjadi karena pola asuh yang
salah waktu kecil, atau juga karena kejadian-kejadian tertentu yang
pernah dialaminya.Bisa juga hal ini karena penderitanya mengalami
depresi, dan salah satu cara mengatasinya adalah dengan mengambil barang
milik orang lain. Penderita klepto hanya mengambil barang-barang yang
sebenarnya tidak berharga atau berguna untuknya.
Ciri anak Kleptomania
Ada beberapa
ciri anak Kleptomania, yang dapat dijadikan perhatian utama dari para orangtua yang kemungkinan anaknya mengidap Kleptomania.
-
- Muncul perasaan tegang dan antusias sebelum dan saat mengambil barang milik orang lain.
-
- Ada kegembiraan (eforia) setelah mengambil barang idamannya.
-
- Seorang Kleptomania tidak membutuhkan teman, sehingga mereka tidak memulai persahabatan.
-
- Tidak ada perasaan marah atau balas dendam kepada pemilik barang yang
akan diambil. Baik orang yang tidak dikenal atau dikenal dekat,
sama-sama mempunyai peluang menjadi korban si Kleptomania.
-
- Anak Kleptomania
tidak memiliki halusinasi atau gejala-gejala schizophrenic lainnya.
Misalnya, dia berkeyakinan bahwa barang yang diincar itu adalah
miliknya, padahal bukan kepunyaannya.
PENYELESAIAN MASALAH
Bagaimana membantu anak untuk mengatasi masalah kebiasaan suka mencuri ini?
Diharapkan beberapa cara penyelesaian di bawah ini dapat memberikan petunjuk kepada orang tua dan guru.
1. Mencukupi kebutuhan anak.
Banyak
anak suka mencuri karena keinginan yang dibutuhkan belum terpenuhi.
Sebaiknya orang tua mengoreksi diri, apakah ada kebutuhan anak yang
belum dicukupi? Kelalaian itu bisa terjadi dalam bentuk: tidak memberi
makanan yang bergizi, atau tidak menyediakan alat tulis yang dibutuhkan,
atau keperluan sehari- hari lainnya. Semuanya itu akan membuat anak
tergoda untuk melakukan pencurian.
2. Memberi perhatian yang cukup.
Ada
pencurian karena adanya ketidakstabilan dalam jiwa anak. Orang tua yang
sibuk hanya tahu mencukupi kebutuhan anak secara materi, tetapi
melalaikan kebutuhan rohaninya. Bila anak itu sehat, puas dan stabil
jwanya, tidak mungkin ia mencuri untuk mencari perhatian orang dewasa.
3. Mengenali pergaulan anak.
Ketika
diketahui anak mulai suka mencuri, segera selidiki lebih dahulu tentang
teman-temannya. Apakah ia bergaul dengan teman-teman yang berperangai
buruk, yang menganggap mencuri itu satu keberanian atau mereka diancam
untuk mencuri. Jika benar teman-teman itu yang bermasalah, maka dengan
sabar orang tua harus mengajar anak dan menjelaskan akibat buruk dari
mencuri itu.
4. Menyelidiki motivasinya.
Selain unsur di
atas, mungkin masih ada motivasi yang tersembunyi yang mendorong anak
itu mencuri. Cobalah untuk mengetahui kehidupan sosial anak itu, mungkin
mereka sedang berpacaran atau sedang terjerumus pada obat-obat
terlarang seperti: ganja atau minuman keras. Bila orang tua dengan
teliti menyelidiki motivasi anak mencuri, maka akan lebih mudah
mengatasi masalahnya.
5. Memasukkan konsep nilai yang benar.
Sejak
kecil orang tua sudah harus mendidik perbedaan antara "ini milik kamu"
dan "ini milik saya". Jangan membiarkan anak sembarangan mengambil
barang orang lain. Kalau dalam tas atau di saku ditemukan barang milik
teman, anak harus segera mengembalikannya. Menerapkan konsep yang benar
harus disertai dengan teladan yang baik supaya anak tidak tamak terhadap
hal apa pun sekalipun itu hal yang kecil atau sembarangan meminjam
barang milik orang lain. Berikanlah penghargaan dan pujian bila mereka
mampu mengurus atau mengatur barangnya sendiri.
6. Melakukan usaha secara bersama.
Jika
anak sendiri tidak berniat untuk membuang kebiasaan yang jelek,
meskipun orang tua atau guru memaksa atau menekan mereka, hasilnya tetap
akan sia-sia. Usahakanlah untuk bekerja sama dengan anak, menasihati
dan menjelaskan sebab-akibat dari tindak mencuri, atau membantu mereka
untuk mencari jalan ke luar yang bisa dilakukan, kemudian berdoalah
bersama mereka agar bersandar pada anugerah Tuhan untuk hidup dalam
kemenangan.
7. Mendidiknya dalam kebenaran.
Hati nurani
manusiapun berbicara bahwa mencuri itu dosa dan Allah akan menghukum
dosa itu. Apabila anak itu dalam kelemahannya telah berbuat dosa,
berikan pengertian bahwa ia tetap disayangi, apalagi oleh Allah, jika
mau bertaubat dan berjanji tidak akan mengulangi lagi.