Kurma identik sebagai makanan manis untuk berbuka puasa. Tak hanya manis
rasanya, tapi memiliki gizi yang baik dibanding manisan buah kering
lainnya.
Kebiasaan mengonsumsi makanan manis saat berbuka puasa juga merupakan
salah satu kebiasaan yang dilakukan para nabi. Bahkan kebiasan itu telah
menjadi sunnah rasul.
Seperti dikutip dari laman Glamour.com, rasa manis buah kurma tidak
seperti buah kering lainnya. Rasa manis dan masyirnya yang mudah meleleh
di lidah memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, terutama saat
dikonsumsi untuk berbuka puasa.
Mengapa? Sifatnya yang mudah meleleh membuat kurma mudah dicerna. Hal
ini tepat dikonsumsi saat buka puasa karena organ pencernaan, khususnya
lambung membutuhkan makanan lembut setelah sehari tak tersentuh
makanan.
Tak hanya itu, kurma juga mengandung gula dan air sehingga membuatnya
semakin mudah dicerna dan sampai ke darah. Kurma juga mengandung kalium
yang bermanfaat mengendalikan tekanan darah dan membantu kerja otot.
Kurma memang memiliki kandungan kalori lebih tinggi dibanding buah
kering lainnya. Namun, kandungan kaliumnya mampu menekan natrium atau
garam berlebih penyebab hipertensi. Itulah mengapa pengidap hipertensi
juga sangat disarankan mengonsumsi kurma. Cukup konsumsi 5 buah kurma
sehari demi mencukupi kebutuhan kalium harian.
Para peneliti di University of Scranton menambahkan, kurma juga memiliki
konsentrasi polyphenol tertinggi dibanding buah-buahan kering lainnya.
Sebagai antioksidan, polyphenol berperan bagi kekebalan tubuh terhadap
infeksi dan serangan penyakit.
Keajaiban Kurma
Kurma, merupakan salah satu makanan khas saat bulan Ramadhan tiba.
Setiap kali menjelang berbuka puasa, buah manis berwarna cokelat terang
hingga gelap ini sering menjadi menu perdana berbuka.
Dikutip dari Arab News, pakar kesehatan Paul Gross dalam bukunya
'Buah-buahan Super' menyebutkan ada beberapa faktor yang membuat jenis
buah tertentu dikategorikan sebagai buah super. Yakni nutrisi, kandungan
fitokimia, warna serta berbagai uji klinis mengenai manfaat buah.
Kurma atau dalam bahasa ilmiahnya dactylifera phoenix merupakan buah
asli dari Semenanjung Arab, Timur Tengah dan Afrika Utara. Warna kurma
beragam, dari coklat terang hingga mendekati warna hitam. Bentuknya pun
berbeda-beda, dari persegi panjang, bulat kecil hingga berukuran besar
dan panjang. Kebanyakan buah potensial ekspor itu berupa kurma kering.
Kurma kaya akan gizi, fitokimia, air dan gula alamiah untuk
mempertahankan kesehatan suku badui saat di padang pasir. Kandungan
fruktosa dan glukosa dalam kurma adalah sumber energi sekaligus kaya
asam amino.
Keuntungan lain kurma, buah ini rendah lemak namun kaya serat dan
prebiotik dan pitosterol, yang membantu mengendalikan kadar kolesterol.
Kurma kaya akan selenium, kalium, kalsium, magnesium, mangan, dan besi
yang meningkatkan kekebalan serta melindungi jantung, membangun massa
tulang, dan meningkatkan sel darah merah.
Vitamin B dan C di dalamnya juga penting bagi kesehatan dan kekebalan
tubuh. Asam lemak omega dalam kurma terbukti menyehatkan jantung, kulit,
dan otak yang mirip dengan minyak zaitun.
Kurma juga berfungsi sebagai buah detoksifikasi dan mengurangi radikal
bebas dalam tubuh dengan kandungan karotenoid, polifenol, anthocyanin,
proanthocyanidins oligomer, tanin, luteolin, quercetin, dan apigenin.
Dari studi para ilmuwan Abu Dhabi, kurma terbukti mampu menekan bakteri
menembus membran sel dan mencegah infeksi serta lebih tahan disimpan
dalam jangka waktu lama.
Di Arab, sejak dahulu, kurma telah dikenal sebagai pengobatan
tradisional untuk banyak kondisi, mulai dari gangguan pencernaan dan
pernafasan dan membangun tulang untuk kehamilan, kelahiran,membantu ibu
menyusui, meningkatkan sperma, meningkatkan dorongan seksual, dan
kesuburan hingga energi selama melahirkan, dan mencegah pendarahan.
Jadi, sungguh cocok jika Anda memilih kurma sebagai menu berbuka untuk memulihkan energi setelah seharian berpuasa.