Berikut ini adalah kebiasan masyarakat indonesia, namun salah secara
medis. Ini diambil daru buku "ILMU KESEHATAN UMUM" karya DR. Dr. Umar
zein, DTM&H., Sp.PD., KPTI.
Berikut ini :
6. MEMAKAI PAKAIAN TEBAL / SELIMUT KETIKA DEMAM
FAKTA : Pakaian tebal
/ selimut
akan menaikan suhu tubuh. Suhu yang sangat tinggi (39 derajat atau
lebih) pada anak-anak bisa menyebabkan kejang-kejang. Disarankan untuk
mengenakan pakaian tipis meskipun tubuh terasa dingin.
5. KALAU DEMAM TIDAK BOLEH MANDI
FAKTA : Dengan mandi ketika demam dapat menurunkan suhu tubuh yang
sedang meningkat. Tetapi, kalau demam disertai dengan rasa menggigil,
mandi dengan air hangat akan lebih baik atau kompres dengan air hangat.
4. MANDI MALAM HARI MENYEBABKAN REMATIK
FAKTA : Hal ini tidak benar. Kalau kondisi tubuh dalam keadaan sehat dan
memerlukan mandi untuk kebersihan, tidak ada masalah mesdkipun mandi
malam hari. Tetapi pada penderita rematik, dianjurkan mandi dengan air
hangat.
3. PENDERITA CACAR AIR ATAU CAMPAK TIDAK BOLEH MANDI
FAKTA : Hal ini malah bertentangan dengan prinsip medis, dimana pada
penderita penyakit cacar air atau campak dengan kelainan pada kulit yang
menyeluruh, justru harus menjaga kebersihan kulit dengan mandi lebih
sering agar perluasan penyakit dapat dicegah, disamping menggunakan
obat.
2. ANGIN DUDUK HARUS DIKEROK ATAU DIPIJAT
FAKTA : Apabila menderita angin duduk, jangan dipijat atau dikerok. Kejadian orang yang meninggal ketika dipijat
,
menunjukkan betapa penangan yang salah dapat berakibat fatal. Hal yang
harus dilakukan adalah : Pemberian oksigen dan obat serta tindakan
diagnostik khusus. Ini mungkin merupakan gejala awal serangan jantung
berat akibat sumbatan darah keseluruh tubuh.
1. MASUK ANGIN HARUS DIKEROK
FAKTA : Kerokan ternyata bukan pertanda anginnya keluar, melainkan
pecahnya pembuluh kapiler tepi yang berada dikulit. Tidak mengherankan,
jika beberapa waktu setelah kerokan, gejala-gejala masuk angin akan
kembali terjadi. Kerokan akan menimbulkan rasa sakit, tapi karena sudah
ada rasa sakit atau pegal otot, maka dengan rangsangan sakit yang baru
akan menimbulkan rasa seolah-olah rasa sakit pertama berkurang atau
"terlupakan".