Salah satu tinggalan Suku Maya, Piramida Kukulkan di Semenanjung Yucatan, Meksiko. (Thinkstock, ilustrasi)
Peninggalan suku Maya merupakan peninggalan
sejarah yang sangat berharga. Mulai dari kompleks permakaman, piramida,
dapur, dinding-dinding, perkakas, hingga bekas-bekas tulisan menjadi
ladang sumber penelitian bagi para peneliti dan arkeolog untuk menyibak
kehidupan leluhur suku Maya.
Maka, tak jarang jika suatu negara menyimpan peninggalan suku Maya,
pemerintahnya melindungi dan memelihara situs tersebut karena dapat
menjadi tujuan pariwisata yang menjanjikan. Namun hal sebaliknya justru
terjadi di Karibia, Belize—salah satu negara kecil di Amerika
Tengah—yang memiliki keindahan karang yang spektakuler, dipenuhi dengan
hutan hujan tropis dan memiliki banyak peninggalan reruntuhan suku Maya.
Sebuah
truk pengeruk (traktor) milik perusahaan konstruksi di Belize terlihat
sedang berusaha menggempur piramida besar yang berada di situs Nohmul
(gundukan besar) yang merupakan satu dari 15 situs yang cukup penting di
dunia. The National Institute of Culture and History of Belize
menegaskan bahwa situs Nohmul terus diruntuhkan oleh para pekerja
konstruksi dengan menggunakan buldozer. Piramida dihancurkan menjadi
kerikil-kerikil kecil, kemudian diratakan dengan tanah, konon kabarnya
demi kepentingan pembangunan jalan raya.
"Kini, piramida besar
setinggi lebih dari 60 kaki (sekitar 18 meter) hampir seluruhnya
diruntuhkan dan diratakan dengan tanah oleh para pekerja pembangunan
jalan," kata John Morris, direktur penelitian di Belize Institute of
Archaeology.
Pemerintah telah mengetahui mengenai penghancuran
piramida ini pada minggu lalu. Semua situs Maya di Belize dilindungi
oleh hukum. Pihak dari institut tak hanya tinggal diam, saat ini mereka
berencana untuk menyelidiki kerusakan dan memastikan orang yang
bertanggung jawab atas proses pemugaran piramida, bahkan tak segan
menempuh jalur hukum dan menyeretnya ke pengadilan.
"Situs Maya
ini telah dikenal oleh masyrakat setempat. Mereka pun telah bekerja
untuk berbagai proyek di situs tersebut," ujar Moris. Mempekerjakan
mereka di situs merupakan salah satu cara yang ditempuh Institute of
Archaeology untuk menumbuhkan kesadaran dan memulai kampanye nasional
demi pelestarian dan perlindungan negara.
(Umi Rasmi. Sumber: National Geographic News)