Para
pengikut sekte ini, jelas Gilang, selain pegawai negeri sipil tak
sedikit pula artis dan kalangan mahasiswa. Salah satu ritual sekte
adalah melakukan seks bebas dan tukar-tukaran pasangan. Jika si
perempuan hamil, janin akan digugurkan di rumah pendeta Andreas.
Selain
melakukan seks bebas, sekte juga melakukan pemujaan terhadap
binatang-binatang. Seperti yang akan mereka lakukan Kamis (30/5/2013) di
sebuah hutan di kawasan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Memperhatikan
pengakuan Gilang, apabila itu benar-benar terjadi, sangat mengagetkan
dan sangat memiriskan. Polisi harus mengusut tuntas sampai ke
akar-akarnya. Betapa perilaku menyimpang dan kotor serta jijik sedang
dipraktikkan oleh sebagian kecil rakyat ini yang berkumpul dalam sekte
seks bebas. Bagi orang yang beragama (Islam), jelas perilaku tersebut
sangat terlarang, termasuk perzinahan yang dikutuk keras.
Kengerian
itu semakin menjadi-jadi bila benar pemimpinnya adalah seorang pendeta.
Terlalu…..oh terlalu. Sepengetahuan penulis, pendeta adalah simbol
‘kesucian’ bagi orang Kristen. Pendeta merupakan orang yang selalu
mengajak kepada kebaikan, bukan mengajak kepada keburukan. Bagi para
pendengar khotbah pendeta di gereja-gereja, tentu setiap titah dan
nasihatnya akan dituruti. Namun apa jadinya jika sang pendeta mengajak
berbuat seks bebas, lalu diikuti oleh para pendengar atau pengikutnya,
akan sangat berbahaya. Masa iya sih pendeta juga ‘mensahkan’ perbuatan
membunuh janin yang ada dalam kandungan pengikutnya karena hasil
hubungan seks bebas? Sungguh keterlaluan, memilukan dan memalukan.
Apabila
perilaku pendeta itu benar-benar terjadi, maka, dalam pandangan saya,
menurut pengikut Kristus ia telah mengotori kesucian agama Kristen. Ia
telah berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran yang tertera dalam
kitab sucinya.
Dalam
pengakuan Gilang juga terungkap banyaknya PNS yang ikut serta dalam
sekte ini, sangat mengejutkan. PNS yang seharusnya menjadi pelayan
masyarakat, malah mereka terjerumus menjadi ‘pelayan’ budak nafsu. PNS
yang seharusnya menjadi panutan, malah mereka menjadi orang yang tak
layak untuk ditiru. PNS seperti itu sangat ‘wajib’ untuk dipecat dari
jabatannya sebagai PNS dan ‘haram’ menyandang status sebagai PNS.
Pun
kalangan mahasiswa yang idealnya sebagai agen perubahan sosial, eh
malah menjadi agen dan pelaku ‘esek-esek’ yang sangat meresahkan
kehidupan sosial.
Kengerian
lain adalah ritual pemujaan mereka terhadap binatang, jelas termasuk
perilaku syirik alias menduakan Tuhan. Syirik adalah dosa paling besar
yang tak akan diampuni Tuhan.
Inilah potret buram perilaku sebagian kecil anak bangsa yang diperbudak oleh Iblis laknatullah.